THE ROSVERO THEORY ( PART 1 )




Keren ya judulnya? hehehehe...

Oh ya, sebelumnya saya sangat berterima kasih untuk semua reader yang setia mampir di blog saya.
Terus terang, blog saya ini isinya ge-je, mungkin lain dari blog crafter lainnya yang isinya dominasi tutorial atau tips dan trik.
Blog saya lebih sering berisi cerita di balik kegiatan craft saya. Bagi saya banyaaak hal menarik dari suatu karya yang di hasilkan, dan tak jarang cerita di balik kegiatan itu, malah menghasilkan karya yang lain... nah makin ge-je kan...
Jadi buat reader Veve's World, Terima Kasih banyak atas kunjungannya, jangan kapok dan terus stalking di sini yaaaaa...

Back to topic.

Saya terus terang jarang beredar di Facebook, satu kali sehari update status, biar customer tahu saya masih "hidup" jadi mereka ga ketar-ketir dengan orderan mereka yang sudah masuk list saya.
Seringkali saya hanya mengupdate status terus saya tinggal, makanya kadang banyak komen atau inbox yang tidak langsung saya balas. Tapi saya online tiap malam-dini hari kok, sebisa mungkin semua komen dan inbox saya balas.

Akibat jarang beredar ini, saya jadi sering ketinggalan gosip di kalangan crafter. Tapi sebenarnya gosipnya ya itu-itu aja.
Kalau bukan hit n run, customer bawel, OS ga amanah, pencuri foto, habis itu tentang "banting harga", iyaaa kaaaannnn????
Adalah tidak bijak membandingkan harga OS satu dengan yang lain tanpa memperhatikan latar belakang si OS ketika memasang harga. Tapi customer mana ada waktu membandingkan itu, namanya customer selalu menginginkan harga yang Teerrrrmurah dengan kualitas teeerrrrrbaik, that's why they was called CUSTOMER.

Padahal, saya yakin crafter penjual mempunyai perhitungan masing-masing dalam menentukan harga jual.
Sebagai contoh :
Adalah tidak bijak membandingkan aplikasi rosebud yang dilem menggunakan pita 2,5 cm dengan rosebud 3 cm yang dijahit dengan menggunakan pita uk. 4 cm. See, harga bahan mentahnya saja lain. Itu tidak apple to apple.
Tentu saja belum tentu semua customer mau dengan teliti memperhatikan sebelum membeli, belum tentu juga penjual memberi keterangan sedetail mungkin ketika promo. Jadi tulisan ini mungkin bisa menjadi rujukan untuk customer atau bahkan penjual ketika akan menentukan harga, sekaligus juga jawaban buat teman-teman yang bertanya-tanya berapa ukuran setiap aplikasi rose yang saya buat.

So here we go, THE ROSVERO THEORY ( Teori Aplikasi Rose versi Veve's World )

ROSEBUD
Saya pertama kali belajar membuat rosebud menggunakan kain kaos, yang penasaran ceritanya, scrool aja cerita di blog ini ya..
Waktu itu, saya potong saja sesuka hati saya, tidak peduli jadinya berdiameter berapa, ga kepikiran juga mau dijual, wong bahannya saja saya dapet sebagai hadiah...:p
Ketika sudah berhasil memecahkan misterinya, barulah saya mencobanya dengan pita.
Nah, kali ini saya baru berhitung, pita satinnya kan beliiii, rugi dong kalau harus dipotong-potong tanpa perhitungan.
Jadilah saya membuat beberapa percobaan,  bak Einstein, saya potong pita dengan berbagai ukuran panjang, waktu itu acuan saya rosebud hasil hadiah Kuis di grup CMN, jadi lebarnya kurleb 4 cm panjangnya 40 cm.
Setelah beberapa kali mencoba, ternyata membuat rosebud dengan kain kaos dan pita satin membutuhkan kain dengan ukuran yang berbeda, hal yang paling mempengaruhi adalah ketebalan kain. Kain kaos yang lebih tebal dari  satin tentu saja ukurannya lebih pendek dibandingkan dengan satin jika digunakan untuk membuat rosebud dengan ukuran yang sama.
Waktu itu, karena saya pikir kain kaos masih jarang yang menjual, jadi saya fokuskan saja perhitungannya menggunakan pita satin, setelah mengulik-ngulik perhitungan pita, jeng...jeng.. saya menemukan formula yang pas  menghitung panjang dan lebar pita untuk membuat rosebud.

Dan inilah rumusnya ( sudah ada di Postingan saya benci rosebud part 3 )
Diameter rosebud satin versi jahit yang diinginkan : z cm
Lebar pita yang dibutuhkan : 1 + z
Angka 1 di sini bukannya sembarang saya tentukan, pertimbangan saya kala itu, untuk membuat rosebud yang di jahit, ketika merapikan bagian bawahnya, rosebud ini nanti dijhit zig zag atau di serut, nah agar Rosebudnya tetap porposional, tidak terlalu mancung dan tidak terlalu ceper, saya tambahkan 1 cm sebagai bagian yang akan dijahit nanti.
Panjang pita : ( 15 x Z ) + 5 cm
Angka 15 saya dapatkan dari berbagai percobaan, kala itu saya memotong pita dengan kelipatan 5 cm. Mulai dari 40 cm, 45 cm, 50 cm, dan 65 cm. Ketika semuanya dijahit. Rosebud paling porposional adalah yang dibuat dengan panjang pita 45cm , 50 cm , 65 cm.
Tapiiii.... ketika diuji ulang, saya hanya membutuhkan 50 cm untuk membuat rosebud dengan diameter yang sama, semuanya saya ulang lagi sampai 3 kali. Yang 2 hasilnya sama, yang satu hasilnya pitanya kurang panjang.
Dari sinilah saya menyimpulkan kalau teknik menggulung juga mempengaruhi, jadinya angka 5 saya tambahkan untuk sebagai angka untuk berjaga-jaga, tapi ini tidak mutlak juga, tapi bolehlah dijadikan acuan.


Jadi jika ingin membuat Rosebud ( versi jahit ) dengan diameter 3 cm maka :
Lebar pita : 3 +1 = 4 cm
Panjang pita : ( 15 x 3 ) + 5 = 50 cm, dengan toleransi kurang lebih 5 cm panjang atau pendek.

Setelah menentukan rumus, saya uji lagi masih dengan satin. Ternyata hasilnya sama satu dengan yang lain menggunakan rumus ini Whalaaaaa....lumayan kan, daripada terlanjur motong pita dan membuang sisanya :)
Setelah itu saya coba juga dengan material yang lain. Kalau sudah punya rumus rujukan, saya jadi bisa langsung  memotong kain tanpa khawatir, yang harus diperhatikan adalah ketebalan kain. Untuk kain katun, flanel ( versi lem ) atau kaos, angka +5 saya hilangkan karena ketebalan kain, untuk kain sifon, tile, atau lainnya yang lebih tipis, angka 5 saya tambahkan menjadi 10, tapi saya give up deh bikin dari kain yang tipis tipis, licin dan susye bin ribet.

Rumus ini juga menjadi acuan saya ketika membuat aplikasi rose yang lain, penasaran ??? ntar ya part 2 nya...TO BE CONTINUE

Comments

Popular posts from this blog

Coret Satu Lagi

Lockwood & Co Series

Mencuri Ilmu