Saya dan Bayu



Saya galau segalau- galaunya. Saya baru saja membeli kain sifon baby pink yang sangat cantik. Tinggal mencari kain motif bunga untuk bajunya. Tetapi ketika saya membuka box. Hampa. Sunyi. Tak ada suara. Biasanya mereka begitu ribut, bertanya ini itu. Kali ini tidak ada.

Oke, mungkin saya lelah. Saya diam sebentar. Lalu kembali lagi. Nope. Tidak ada.
So, saya mencoba membuat yang lain. Kalau ini craft block, apapun yang saya bikin tidak akan ada hasilnya, pikir saya.

Jadi saya membuat boneka ini. Dari kain kaos. Kaosnya jenis spandex, dingin dan melar. Ga sama seperti flanel yang kaku. Kalau pake kain ini polanya harus sekecil mungkin karena nanti melar setelah diisi dakron. Awalnya saya takut, karena bikinnya malam-malam, sudah diberi rambut dan dipasang mata.. jadinya mengerikan..hihihi.. maksudnya karena rambutnya belum saya rapikan dan belum ada mulutnya. Saya tinggal sebentar dan kembali ke box anak-anak saya. Diam...hening.

Oke... saya tinggal tidur sampai pagi. Setelah hiruk pikuk tugas domestik selesai, saya kembali ke box. Tetap sunyi. Jadi saya persiapkan paket untuk ke ekspedisi. Pulangnya, saya selesaikan boneka kaos tadi. Diberi mulut dan baju. Cute.. ga mau dikasih nama, karena saya bikinnya tanpa memikirkan karakternya, maksudnya hanya coba-coba.





Ngantuk, saya tidur, baru tengah hari saya balik lagi ke box. Tetap sunyi, saya mulai sedih. Mereka pergi.
 Sumpah, rasanya perih, ga bisa mendengar mereka lagi. Maunya saya pergi jauh-jauh dari kotak jahit saya, atau mengerjakan list aplikasi untuk tanggal 20. Tapi tangan saya bergerak kembali  ke kotak itu. Jadilah saya menggunting kain. Pelan-pelan saya tahu kalau saya akan membuat boneka cowok. Bukan karakter anak-anak, tapi karakter dewasa muda. Jadilah Bayu.



Ini adalah Bayu. Bayu ini seorang Ilmuwan muda, bekerja di Laboratorium Kimia sebagai Dosen Praktikum. Bayu pecinta kopi dan kunang-kunang.  Broody, vulnerable. Saya ingin dia seperti Hugo, tapi saya juga mau dia seperti Jung Ho..hahaha maksa. Jadi Bayu, yang broody sedikit melow, lebih suka ditinggalkan daripada meninggalkan, tidak suka keramaian tapi juga tidak suka sendirian. Ya seperti itu maunya saya. Cerita lainnya belum tahu, tapi saya sudah merasakannya . Itu yang penting.

Teralihkankah perhatian saya? Ga. Meski Bayu sudah jadi. Saya tetap kembali ke box anak-anak, diam dan merasa sangat sedih. Maybe they are doing a noble idiocy..maybe they don't need me anymore.. maybe..maybe.. arrrgh... mungkin saya perlu jeda waktu. Ok, fine. But you all hurt me ..deeply.

Now, meet Bayu.
Me : Kopi? moccha latte untukmu, vanilla untukku
Bayu : Thanks
Me : Apa yang kau pegang itu? rokok? I'll kill you .. kalau itu rokok.
Bayu : Hiish..gelas pengaduk yang patah. Seorang mahasiswi menjepit gelas pengaduknya di pintu lemari asam. untung saja bukan jarinya yang patah.
Me : Karena kau ada di sana memperhatikan mereka. *senyum sinis*
Bayu : Menurutmu?
Me : Jadi apa yang kau lakukan hari ini.
Bayu : Tidak banyak. Asisten tidak masuk, jadi aku seharian berkutat dengan stok reagen yang menipis. Kau?
Me : Hmmm...semua pengiriman selesai, beberapa paket sudah sampai. Bahan craft sudah lengkap. Tapi aku berantakan.
Bayu : Keo?
Me : I don't want to talk about that.
Bayu : Ok. jadi kapan kau akan membuat peri kunang-kunang untukku?
Me : Kalau aku sudah siap.
Bayu : Jangan lama-lama, kau tahu aku tidak suka sendirian. Yang cantik ya, berambut salju atau coklat emas. Matanya sayu atau teduh. *nyegir*
Me : Berambut salju? Raphelia punya Hans.. coklat emas. Mau sama Muya.. dia bisu.
Bayu : Bukan mereka, bikin saja yang baru, yang lebih cantik.
Me : Terserah aku...apapun itu, kau harus menerimanya.
Bayu : Sigh...kopiku habis, ayo pulang. Masukkan aku dalam box sendirian ya, ga suka rame-rame.



Comments

Popular posts from this blog

Rambut Singa

Titik Jenuh

Lockwood & Co Series